BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia dikatakan
sebagai makhluk Individu dan makhluk Sosial. Dikatakan sebagai makhluk individu
artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Manusia sebagai makhluk individu
memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa.
Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut
menyatu dalam dirinya. Sedangkan manusia dikatakan sebagai makhluk social
artinya tidak dapat berdiri sendiri dan selalu membutuhkan bantuan orang lain.
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk bermasyarakat, selain itu juga
diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan.
Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup
bersama dengan manusia lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
·
Apa yang menjadi pendorong manusia untuk
hidup bermasyarakat ?
1.3 Tujuan Penulisan
·
Untuk memahami bahwa manusia itu sebagai
makhluk social.
·
Untuk mengetahui factor apa saja yang
menyebabkan manusia hidup bermasyarakat.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Manusia sebagai makhluk individu dan social
Sebelumnya
sudah dikemukakan bahwa manusia adalah mahluk individu dan juga mahluk sosial.
Sebagai mahluk individu dan sekaligus sosial tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya, karena merupakan satu kesatuan utuh dalam diri manusia. Tidak mungkin
manusia secara individu berkembang tanpa ada lingkungan atau tempat untuk
berkembang dan berinteraksi. Manusia sejak lahir sampai mati selalu hidup dalam
masyarakat, tidak mungkin manusia hidup di luar masyarakat. Aristoteles
mengatakan bahwa mahluk hidup yang tidak hidup dalam masyarakat adalah ia
sebagai seorang malaikat atau seorang hewan (Hartomo, 2004 75). Beberapa
penelitian yang telah dilakukan sebagai bahan kajian bahwa manusia memang betul
mahluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan lingkungan sekitar. Lingkungan
dapat membentuk kepribadian dan prilaku manusia dalam perkembangan dirinya.
Hasil penelitian yang pernah dilakukan seperti pada tahun 1828 ditemukan
seorang bayi yang telah menjadi anak dalam sebuah gua tertutup selama 18 tahun
setelah dibuka anak tersebut sangat bingung dan terkejut melihat keadaan kota.
Ia berjalan diatas empat kaki dan tidak dapat berbicara, dan sifat anak itu
tidak ubahnya seperti rusa masuk kampung. Anak tersebut bernama Casper Hauser,
anak seorang petani. Juga di Amerika dalam tahun 1938, seorang anak berumur 5
tahun kedapatan di atas loteng. Karena terasing dari lingkungan dia meskipun
umur 5 tahun belum juga dapat berjalan dan bercakap-cakap. Jadi jelas bahwa manusia
meskipun mempunyai bakat dan kemampuan, namun bakat tersebut tidak dapat
berkembang, jika tidak ada lingkungan. Itulah sebabnya manusia dikatakan serba
tidak bias atau sebagai makhluk lemah.
2.2 Faktor-faktor
yang mendorong manusia untuk hidup bermasyarakat
- Adanya dorongan-dorongan atau
hasrat-hasrat yang merupakan unsur-unsur kejiwaan.
- Faktor-faktor psikis yang
mempengaruhi manusia dalam bergaul dengan manusia lainnya didalam hidup
bermasyarakat.
- Faktor hasrat harga diri dengan
hasrat hidup dengan manusia lain.
- Hasrat ingin berkuasa.
- Adanya kenyataan manusia itu
adalah serba tidak bisa atau sebagai makhluk lemah.
- Karena terjadinya ‘Habit’ pada
tiap-tiap diri manusia.
- Adanya dorongan manusia untuk
mengembangkan keturunan.
- Adanya kesamaan keturunan,
kesamaan teritorial, kesamaan cita-cita, kesamaan nasib, kesamaan
kebudayaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada beberapa factor yang mendorong
manusia untuk hidup bermasyarakat, yaitu factor psikis, factor harga diri,
keinginan untuk berkuasa, menyadari bahwa manusia sebagai makhluk lemah,
dorongan untuk mengembangkan keturunan, adanya kesamaan teritorial, kesamaan
cita-cita, kesamaan nasib, kesamaan kebudayaan.
3.2 Saran
Sebagai makluk social dan cenderung
hidup bermasyarakat diharapkan manusia itu dapat taat pada aturan yang ada.
Agar tercipta lingkungan yang harmonis antar sesama manusia hendaknya timbul
rasa saling menghargai, menghormati, dan menyayangi di lingkungan masyarakat
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar