Selasa, 23 Oktober 2012

MODEL KONSEPTUAL FLORENCE NIGHTINGALE


MODEL KONSEPTUAL FLORENCE NIGHTINGALE
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Latar belakang dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan ( KDK ). Sejak adanya sejarah kehidupan manusia di bumu ini, manusia telah berusaha mengumpulkan fakta.
 Dari fakta ini kemudian disusun dan disimpulkan menjadi berbagai teori, sesuai fakta yang di kumpulkan tersebut. Teori – teori tersebut kemudian digunakan untuk memahami gejala – gejala alam dan kemasyarakatan yang lain. Sejalan dengan perkembangan kebudayaan, sosial, politik, ekonomi dan teknologi umat manusia, teori – teori tersebut makin berkembang baik kualitas maupun maupun kuantitasnya, seperti apa yang telah kita rasakan dewasa ini. Makalah ini membahas tentang Teori Florence Nigthingale, yang didalamnya berisi tentang isi dari teori Nightingale, pembahasan teori, dan contoh peran perawat berdasarkan teori Nightingale. Apa yang berada dalam makalah ini sangat bermanfaat dan berguna terutama bagi seorang perawat. Teori Nightingale adalah teori yang mengemukakan tentang lingkungan. Florence Noghtingale sendiri adalah perawat yang pertama kali ada di dunia dan beliau di kenal sebagai wanita yang pantang menyerah dalam merawat pasien dan memiliki jiwa penolong serta sangat berperan penting dalam perkembangan ilmu keperawatan. Teori dari Florence nightingale sangatlah bermanfaat bagi para perawat terutama pada saat kita merawat pasien. Mungkin pada saat kita merawat pasien kita melupakan faktor lingkungan di sekitar pasien, padahal lingkungan sangatlah berpengaruh dalam penyembuhan pasien. Pasien sangatlah membutuhkan kenyamanan dan ketenangan pada saat dia di rawat. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi bahan perhatian kita semua.
B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan ( KDK ) yang di berikan oleh Ibu Wika R.R, S.Kep
2. Sebagai bahan diskusi pada mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan ( KDK )
3. Sebagai bahan bacaan bagimahasiswa perawat dan masyarakat umum
C. MANFAAT
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa perawat tentang teori Nightingale
2. Menjadi penyemangat dan menambah kinerja kita sebagai perawat agar seperti Florence Nightingale yang tidak pantang menyerah dalam dalam merawat pasien dan memperjuangkan nasib perawat.
3. Dapat menjadi inspirasi kita dalam praktik keperawatan
4. Menjadi dasar bagi mahasiswa perawat
5. Untuk puskesmas, rumah sakit, posyandu dan lain- lain, makalah ini sangat lah bermanfaat karena lingkungan merupakan hal yang harus di perhatikan dalam perawatan pasien.
BAB II
ISI
ISI TEORI
Konsep Nightingale menempatkan lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan dan perhatian di mana perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit merupakan upaya awal untuk memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran.
Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuat ( Nightingale, 1860; Torres, 1986 ). Melalui observasi dan pengumpulan data, Nightingale menghubungkan antara status kesehatan klien dengan faktor lingkungan dan, sebagai hasil, yang menimbulkan perbaikan kondisi higiene dan sanitasi selama perang Crimean.
Torres mencatat ( 1986 ) mencatat bahwa nightingale memberikan konsep dan penawaran yang dapat divalidasi dan digunakan untuk menjalankan praktik keperawatan. Nightingale dalam teori deskripsinya memberikan cara berpikir tentang keperawatan dankerangka rujukan yang berfokus pada klien dan lingkungannya ( Torres, 1986). Surat Nightingale dan tulisannya tangannya menuntun perawat untuk bekerja atas nama klien. Prinsipnya mencakup bidang pelayanan, penelitian, dan pendidikan.Hal paling penting adalah konsep dan prinsip yang membentuk dan melingkupi praktik keperawatan (marriner – tomey, 1994). Nightingale berpikir dan menggunakan proses keperawatan. Ia mencatat bahwa observasi [pengkajian]… bukan demi berbagai informasi atau fakta yang mencurigakan, tetapi demi penyelamatan hidup dan meningkatkan kesehatan dan keamanan.”
Lingkungan fisik
Kebersihan fentilasi udara,
cahaya suara, tempat tidur , pembungan suhu, diet
komunikasi, kondisi pasien alami
nasehat, variasi data multilasi
pencegahan penyakit
Lingkungan psikologis lingkungan sosial
BAB III
PEMBAHASAN
A. INTI DARI TEORI
Teori / model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan sebagai focus asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit, model dan konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dangan kedokteran. Orientasi pemberian asuhan keperawatan / tindakan keperawatan lebih diorientasikan pada pemberian udara, lampu, kenyamanan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adequate, dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa bergantung pada profesi lain.
Model dan konsep ini memberikan inspisi dalam perkembangan praktik keperawatan, sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengaruhi proses perawatan pada pasien, sehingga perlu diperhatikan.
Teori Nightingale memandang Pasien dalam kontek lingkungan keseluruhan :
v Lingkungan fisik
v Psikologis
v Sosial
Hubungan teori Nightingale dalam konsep keperawatan :
keperawatan lingkungan masyarakat / individu sehat / sakit
v individu: perbaikannya dalam menghadapi penyakit.
v keperawatan : kondisi terbaik individu dalam mempengaruhi lingkungan.
v Sehat / Sakit : proses perbaikan untuk kesehatan.
v Masyarakat / lingkungan : mempengaruhi perkembangan kehidupan individu
B. PEMBAHASAN TEORI
Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuat ( Nightingale, 1860; Torres, 1986 ). Pemberian nutrisi yang adekuat pada pasien sangatlah penting. Pasien memerlukan nutsrisi untuk mempertahankan fungsi tubuh dan untuk tumbuh. Pasien harus mendapatkan kalori yang cukup, dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan protein untuk menyuplai energi. Tubuh pasien juga memerlukan asam amino yang ditemukan dalam protein untuk membangun dan mempertahankan struktur sel dan jaringan yang lebih besar. Dan akhirnya pasien pun memerlukan vitamin dan mineral untuk metabilisme dan untuk mengatur banyak proses tubuh pasien. Individu yang sakit memerlukan banyak makanan daripada orang sehat dalam upaya penyembuhan dan pemulihan. Sebagai contoh pasien yang menjalani pembedahan membutuhkan diet yang mengandung banyak vitamin C dan protein karena ini dapat membantu penyemabuhan. Protein juga secara khusus penting untuk melawan infeksi karena antibodi yang digunakan tubuh untuk melawan infeksi adalah protein. Diet adekuat juga penting. Namun, banayak penyakit membuat seseorang sulit makan, atau memebuata pasien sulit untuk mencerna makanan.
Kondisi – kondisi yang memepersulit pasien/individu mendapatkan nutrisi yang mendapatkan nutrisi yang adekuat :
• Individu yang menderita luka pada tenggorok mungkin mengalami kesulitan untuk menelan.
• Individu yang mangalami masalah lambung mungkin mual terhadap makanan.
• Individu yang demam mungkin tidak nafsu makan.
• Pasien yang di rumah sakit hampir selalu berisiko menalami kekurangan nutrisi karena penyakit mereka atau karena tindakan terhadap penyakit mereka.
• Banyak pasien telah mengalami kekurangan nutrisi ketika masuk rumah sakit.
• Makanan yang dihidangkan dirumah sakit mungkin berbedadari makanan yang biasa dikonsumsi pasien. Pasien mungkin tidak suka makanan rumah sakit.
• Makanan mungkin dihidangkan pada waktu ketika pasien tidak biasa makan dan ketika mereka merasa tidak lapar.
Membuat pasien merasa nyaman dan tenang di lingkungan rumah sakit merupakan hal yang perlu dilakukan. Cara yang dilakukan untuk membuat pasien merasa nyaman, pada saat memberi makanan di rumah sakit misal dengan membersihkan meja tempat tidur dan yakinkan ada tempat untuk semua piring. Makanan harus di hidangkan pada nampan bersih dan harus terlihat menarik. Yakinkan ada alat makan yang digunakan.
Teori Nightingale memandang Pasien dalam kontek lingkungan keseluruhan :
v Lingkungan fisik
v Psikologis
v Sosial
Hubungan teori Nightingale dalam konsep keperawatan :
keperawatan lingkungan masyarakat / individu sehat / sakit
v individu: perbaikannya dalam menghadapi penyakit.
v keperawatan : kondisi terbaik individu dalam mempengaruhi lingkungan.
v Sehat / Sakit : proses perbaikan untuk kesehatan.
v Masyarakat / individu : mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu
Melalui observasi dan pengumpulan data, Nightingale menghubungkan antara status kesehatan klien dengan faktor lingkungan dan, sebagai hasil, yang menimbulkan perbaikan kondisi higiene dan sanitasi selama perang Crimean. Kondisi higene penting untuk membantu pasien tetap bersih dan untuk merawat kulit, mulut, rambut, mata, telinga, kuku. Di jaman sekarang ketika seseorang sakit, akan sulit memikirkan tentang mandi atau menyikat gigi atau membersihkan kuku; bernapas atau mengatasi nyeri tampak lebih penting. Oleh karenanya, perawat perlu melihat apakah pasien dapat mebersihkan diri mereka sendiri dan membantu mereka bila mungkin. Penting untuk menanyakan pasien apa yang biasanya mereka lakukan dan bagaimana mereka menginginkan bantuan. Praktik budaya dan agama dapat membedakan praktik higiene. Higiene adalah sangat pribadi dan masing – masing individu mempunyai ide yang berbeda tentang apa yang mereka ingin lakukan. Jika memungkinkan, perawat harus membantu pasien memeniuhi kebutuhan pribadinya daripada melakukan standar rutin.
Perawat adalah orang yang membantu proses penyembuhan penyakit tetapi tidak untuk menyembuhkan penyakit. Ini karena tugas seorang perawat adalah merawat orang yang sakit dan dokter adalah orang yang berperan penting dan sangat membantu dalam proses penyembuhan penyakit. Itulah beda perwat dan dokter.perawta juga bukan hanya memberikan obat untuk menyembuhkan penyakit kepada si pasien tetapi mereka juga harus bisa membuat lingkungan fisik, psikologis, sosial pasien sembuh. Setelah mereka merasa sehat atau sembuh dari penyakit baik lahir maupun batin mereka tenang dan nyaman. Pada saat pasien berada di rumah sakit pun perawat di tuntut untuk memberikan kenyamanan bagi pasien, artinya kita bisa meringankan penderitaan sakit si pasien itu dan dalam perawatan pasien tidak dibedakan yang kaya dan miskin.
C. CONTOH PERAN PERAWAT
Perawat merawat orang sakit dan cedera di rumah sakit, tempat bekerja untuk memperbaiki kesehatan dan memperingan penderitaan. Banyak orang di pulangkan ke rumah dari sakit ketika mereka masih membutuhkanasuhan keperawatan, sehingga perawat sering memberikan perawatan di rumah yang hampir sama dengan yang mereka berikan pada pasien di rumah sakit.
Berdasarkan teori ada beberapa hal yang pelu di lakukan perawat atau beberapa contoh peran perawat berdasarkan teori :
Pada saat memberikan nutrisi kepada pasien yang harus dilakukan perawat adalah
1) Buat pasien merasa nyaman.
2) Jelaskan pentingnya nutrisi yang baik
3) Posisikan pasien untuk makan
4) Buat lingkungan sekitar nyaman
5) Jika perlu bantu pasien makan
Hal – hal lain yang perlu dilakukan perawat berdasarkan teori :
1) Memberikan kenyamanan dan ketenangan lingkungan kepada pasien
2) Merawat pasien dengan benar
3) Bekerja sama dengan dokter untuk mengobati pasien
4) Mengoordinasi perawatan pasien
5) Melindungi pasien
6) Menjaga lingkungan pasien dalam kondisi higiene
7) Menjaga pasien dari infeksi
8) Memberikan udara kepada pasien agar pasien dapat bernapas dengan tenang dan nyaman.
9) Memberikan rasa aman kepada pasien
10) Mengetahui dan mengontrol kondisi pasien setiap waktu
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
v Florence nightingale memandang pasien dalam kontek keseluruhan lingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial
v Florence nightingale memandang perawat tidak hanya sibuk dengan masalh pemberian obat dan pengobatan saja, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan, dan nutrisi adekuat.
v Pengkajian atau observasi bukan demi berbagai informasi atau fakta yang mencurigakan, tetapi demi penyalamatan hidup dan meningkatkan kesehatan dan keamanan.
B. SARAN
Florence nigtingale merupakan seorang perawat yang perlu ditiru dalam proses keperawatan dan proses penyembuhan penyakit. Dia merupakan lady with the lamp bagi pasien yang sakit. Maka kita sebagai perawat hasuslah sebagi penerang bagi pasien yang kita rawat. Marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan penderitaan pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita sayang. Agar pasien merasa nyaman pada saat di sakit bukan menderita lagi. jangan pantang menyerah dan berputus asa dalam merawat pasien. Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita tidak menacoba kita tidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mempunyai tekad untuk melakukannya dengan gigih dan rajin.

http://sailormanyahya.wordpress.com/wp-admin/mahasiswa Keperawatan Universitas Borneo Tarakan

Semoga Allah Menjagamu, Selamanya..


“Bu, apa kabar? Semoga iman selalu tertanam di dalam dadamu. Semoga Islam selalu menjadi pegangan hidupmu, hingga Izrail menjemputmu. Semoga taqwa senantiasa mengiringi hari-harimu. Semoga ihsan senantiasa menemanimu, dimana dan kapanpun kau berada.”

“Bu, apakah kau sudah makan pagi ini? Menu apakah yang kau masak dan sediakan untuk dirimu dan adik-adikku? Ah, jika bicara makanan, aku pasti ingat akan dirimu. Karena kau adalah koki paling hebat di dunia ini. Sekalipun hanya bayam, bawang merah, bawang putih dan cabe, namun kau bisa menyulapnya menjadi makanan yang penuh cinta, full kasih, sarat sayang. Sehingga aromanya adalah nikmat, rasanyapun mantab. Tak ayal, sederhana yang nampak luar biasa. Dan kini, aku sungguh merindukan luar biasanya masakanmu itu.”

“Bu, apakah kau sudah sholat ?”
Kawan, aku malu jika menanyakan ini pada ibuku. Dulu, ketika aku masih kecil, beliaulah yang cerewet mengajakku untuk sholat. Dengan segala macam kesibukan yang beliau emban, beliau sempatkan mencariku yang tengah asyik dengan duniaku. Dengan cinta beliau menyapaku, “Mas, sudah sholat belum?” Beliau memanggil aku dengan bahasa cintanya, ”Mas”. Dan kini, aku bukan ingin mengguruinya dengan menanyakan sholatnya. Bukan itu, aku hanya ingin mengingatkannya. Karena aku tidak mau kita berbeda tempat di akhirat kelak. Inginku sederhana Bu, kita bersama menghuni surgaNya, Amin.. ya Rabb.

Bahkan beliau tak pernah menyerah untuk menanyai sholatku, padahal hampir setiap ditanya, bukan jawaban yang kuberikan, melainkan mirip bantahan, ”Ngapain nanya-nanya sholat segala?”, ucapku kesal. “Gak lihat sedang asyik main sama teman apa?” lanjutku kesal. Astaghfirullah.. Maafkan aku Bu, semoga Allah mengampuni semua khilafku padamu.
“Bu, Ibu sudah mandi?” Ingin sekali aku dimandikanmu, seperti dulu ketika aku kecil. Mandi bersamamu dengan air sayang, dicampur kehangatan kasih. Membersihkan setiap kotoran yang melekat ketika diri memang belum berdaya apa–apa. Pun, ketika diri ini sudah bisa berlari dan bermain, kau masih sering dimandikan olehmu. Tanganmu lembut sekali, belaianmu benar-benar menguatkanku.  Dengan sabar kau lakukan peran itu. Menggosok pelan tubuhku, membersihkannya dengan sepenuh jiwa, seperti kau memandikan dirimu sendiri. Bahkan, kau lebih bersih, lebih teliti dalam memandikanku, daripada ketika kau bersihkan dirimu sendiri. Dengan segenap batas, ijinkan aku untuk mengucapkan terima kasih yang tak terhingga untuk kasihmu yang tiada terbalas.

“Bu, Ibu sedang apa sekarang ?”. Mudah-mudahan Allah melapangkan semua aktivitas kebaikanmu. Semoga Allah mencegahmu dari berbuat keburukan, sekecil apapun. Semoga, Allah menjadikan setiap lakumu adalah keberkahan, sehingga bisa mengantarkanmu dan kami (anak-anakmu) ke surgaNya kelak, Amiin. Jangan lupa ya Bu, iringi setiap langkah dengan dzikir, dengan munajat panjang untuk kami, anak-anakmu. Karena Allah tidak akan menolak doa kebaikan dari seorang Ibu kepada anaknya. Untuk yang kesekian kalinya, ijinkan aku mengucapkan, ”Jazakillah ahsanal jaza’ atas semua yang kau berikan kepada kami, termasuk doa-doa panjangmu, yang tak pernah putus demi kebaikan kami, anakmu”

Bu, aku tersinggung ketika kau bertanya demikian, ”Mas, nanti kalau Ibu sudah tua gimana? Ibu khawatir jika kalian akan meninggalkan Ibu sendirian.”   Hatimu sungguh halus, selembut sutra bahkan lebih lembut lagi. Jangan khawatir Bu, Allah pasti memudahkanku untuk merawatmu, sebagaimana kau merawatku dulu. Akan kuajak kau serumah denganku, dengan istriku, juga dengan cucu-cucumu nanti. Insya Allah, Allah pasti akan memudahkan terwujudnya niat baikku itu. Tak perlu kau risau, tak perlu kau ragu. Aku sudah berkomitmen untuk tidak menjadi seperti Malin Kundang yang durhaka pada ibunya. Aku hanya ingin seperti para sahabat Nabi yang membaktikan hidupnya untuk oran tua mereka. Karena kebaktian kepadamu, karena kedekatan hati denganmu, adalah sumber keberkahan di dunia ini, juga dia khirat kelak. Tentunya, selama kau tidak menyuruhku untuk melanggar aturan-aturan Allah.

“Bu, aku rindu padamu, sangat rindu sekali.” Walaupun kutahu, rinduku hanyalah seujung kuku jika dibanding dengan rindumu yang sepanjang masa. Tak terbatas oleh ruang dan waktu. Aku rindu senyummu. Aku rindu teduhnya wajamu. Aku rindu belaian tanganmu. Aku rindu pijitan cintamu. Aku rindu dekapanmu. Aku, rindu gurauanmu. Aku rindu kemanjaan di waktu tuamu. Aku rindu masakanmu. Aku rindu omelanmu. Aku, aku, aku, merindukan semua tentangmu. Karenamulah, aku belajar rindu. Semoga rindu ini akan berakhir di tempat terindah yang Allah sediakan kelak di surgaNya. Untuk anak dan orang tua yang saling merindukan Surga, pertemuan sejati dengan Allah. Aamiin ya Rabb.
“Bu, jikapun kami jauh dari fisikmu. Yakinlah! Bahwa diriku tengah mencoba mendekatkanmu dalam setiap jenak kehidupan. Dalam setiap doa bahkan desah nafasku. Dalam setiap langkah, aku akan selalu menyertakanmu. Karena Rasul pernah bersabda, Ridho Allah tergantung kepada Ridho orang tua. Murka Allah tergantung kepada murka orang tua. Maka dari itu, Ridhoilah anakmu ini agar Allah tidak memurkai diri yang banyak salah ini.”

“Bu, usiamu semakin senja. Namun, sedikitpun tak kujumpai kelelalahan dalam dirimu. Senyummu tambah merekah, tawamu tambah renyah, bincangmupun semakin sarat makna. Aku tak tahu, terbuat dari apakah dirimu, sehingga begitu tegarnya dalam mengahadapai karang kehidupan yang seringkali mengahantammu sesukanya. Ah, lagi-lagi aku lupa! Bahwa kau adalah manusia terbaik di dunia ini setelah Rasulullah. Bukankah Allah pernah berpesan bahwa Ibu berbanding tiga kali dengan Ayah? Maka, di senjanya usiamu yang kian bergairah, ijinkan kami untuk berbakti, sekali lagi, walaupun apa dadanya.”

“Bu, kini, aku tengah dewasa, sudah saatnya aku mencari menantu yang akan menjadikanmu sebagai Ibu. Aku akan taat dengan pilihanmu. Aku akan dengan senang hati menjadikan pilihanmu sebagai belahan jiwaku. Sebagaimana kau telah menjadikanku sebagai belahan hatimu. Oleh karena itu, kumohon, carikan aku wanita sholihah yang kelak bisa membantuku untuk mencintai Allah, Rasulullah juga mencintaimu setulus jiwa. Jika pilihanmu adalah seperti petunjuk Rasulullah, yang bagus gamanya. Maka, tak ada alasan bagiku untuk menolaknya. Aku akan menikahi pilihanmu itu. Namun, jika tak ada pilihan yang kau berikan, maka ijinkan aku untuk memilihnya sendiri, tentunya dengan persetujuanmu.”

Bu, jangan berhenti melantunkan doa cinta untuk kami. Agar kami bisa menggapai mimpi kami. Mimpi untuk membuatmu tersenyum di dunia ini juga dia akhirat kelak.
Ah, aku lupa!!
Kawan, apakah Ibumu sudah bertemu Allah?
Jika ‘Iya,’ maka belum terlambat. Masih ada waktu untuk berbakti padanya. Doakan dengan doa terkhusyu’ yang kau punya. Agar Allah mengumpulkanmu dan Ibumu di surgaNya. Lakukan pula sedekah, lalu hibahkan pahala untuknya. Karena Nabi mengajarkan hal itu. Lakukan pula haji dan niatkan untuk menghajikan Ibumu jika ternyata beliau belum sempat bertamu ke bumi Allah di Makkah. Lakukan pula amal sholih, terus menerus, agar beliau tersenyum melihat kegigihanmu di dunia ini. Jika Ibuku yang masih hidup saja sangat kurindukan, padahal bisa kutemui sewaktu-waktu, maka aku tidak bisa membayangkan betapa rindunya dirimu kepada Ibumu yang telah berada di negeri  yang sangat susah untuk sekedar kau temui atau untuk kau kecup keningnya. Tapi, yakinlah kawan! Bahwa kau akan menemuinya kelak di Surga. Amin.. Ya, Rabb.

Terakhir, untuk para calon Ibu, “Jadilah Ibu yang melahirkan pahlawan bagi agama Allah. Karena tidak ada balasan bagi para mujahid selain menang atau surga. Jangan biarkan dirimu dipersunting oleh orang yang tidak mau tahu tentang AgamaNya. Namun relakan dirimu, ketika ada orang yang dengan tulus akan mengajakmu meniti jalan cinta para pejuang, jalan cinta yang akan mengantarkanmu, pasanganmu dan keluargamu ke Surga yang sangat indah.”
Untuk para ibu dan calon ibu di seluruh dunia, kuucap syahdu penuh rindu, “Semoga Allah memudahkanmu untuk mendidik para Mujahid di jalan Allah. Semoga  Allah senantiasa melimpahkan keberkahan kepadamu. Semoga Allah melindungimu, selamanya. Aku, mencintaimu karena Allah..”

Source : fimadani.com

Referensi Lainnya : http://kembanganggrek2.blogspot.com/

10 Kebaikan di balik Senyuman


10 Kebaikan di balik Senyuman



Senyum mungkin bagi kita adalah hal yang sederhana dan mudah, cukup menarik sudut bibir ke arah samping dan menampakkan gigi. Namun tidak sesederhana itu, kadang tersenyum saat-saat tertentu sangatlah sulit. Terlebih jika kita tidak “mood” untuk tersenyum.Senyum mempunyai hubungan erat dengan karakter seseorang, karena tidak sedikit ditemukan sifat individu yang “murah senyum”. Senyum banyak dikaitkan dengan perasaan hati, kondisi jiwa dan mood. Senyum dapat mempengaruhi kesehatan, tingkat stres dan daya tarik kita. Senyum juga dipercaya sebagai salah satu jalan jika ingin awet muda. Senyum diketahui mempunyai manfaat untuk kesehatan, di antaranya yaitu : 
  1. Senyum membuat kita lebih menarik. Kita akan selalu tertarik pada orang yang selalu tersenyum. Orang yang selalu tersenyum punya daya tarik tersendiri. Wajah yang berkerut, cemberut, membuat orang menjauh dari kita , tetapi sebaliknya senyum bisa membuat mereka tertarik.
  2. Senyum mengubah mood kita. Ketika kita merasa jatuh atau “down” cobalah untuk tersenyum. Mungkin saja mood kita akan berubah menjadi lebih baik.
  3. Senyum dapat merangsang orang lain tersenyum. Ketika seseorang tersenyum maka senyum tersebut akan membuat suasana menjadi lebih cerah, mengubah mood orang lain yang ada disekitarnya dan membuat semua orang menjadi senang. Orang yang suka tersenyum membawa kebahagiaan buat orang yang ada di sekitarnya. Seringlah tersenyum maka anda akan disukai oleh banyak orang.
  4. Senyum dapat mengurangi stres. Stres secara nyata dapat muncul di wajah anda. Senyum membantu mencegah kesan bahwa kita sebenarnya sedang lelah atau merasa “down”. Jika anda sedang stres cobalah untuk tersenyum, maka stres anda akan berkurang dan anda akan merasa lebih baik untuk membuat langkah selanjutnya.
  5. Senyum meningkatkan sistem imun (kekebalan) tubuh anda. Senyum dapat membantu kerja imun tubuh agar dapat bekerja dengan baik. Ketika anda tersenyum, fungsi imun meningkatkan kemungkinan anda menjadi lebih rileks.
  6. Senyum menurunkan tekanan darah anda. Ketika anda tersenyum, maka tekanan darah anda akan menurun. Jika anda tak percaya, anda boleh mencobanya sendiri, jika anda memiliki alat pengukur tekanan darah di rumah anda.
  7. Senyum mengeluarkan endorphins (pereda rasa sakit secara alami) dan serotonin. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa senyum dapat merangsang pengeluaran endorphin, pereda rasa sakit yang alami, serta serotonin. Senyum memang obat yang alami.
  8. Senyum dapat melenturkan kulit wajah dan membuat anda terlihat lebih muda. Otot-otot yang digunakan untuk tersenyum ikut membuat anda terlihat lebih muda. Jika anda ingin sesuatu yang beda, maka berikan senyum anda sepanjang hari, maka anda akan terlihat lebih muda dan merasa lebih baik.
  9. Senyum membuat anda tampak sukses. Orang yang tersenyum terlihat lebih percaya diri dalam menjalani hidupnya. Cobalah tersenyum saat anda melakukan pertemuan dan saat ada janji. Rekan-rekan kerja, sahabat, orang-orang terdekat anda akan merasakan sesuatu yang berbeda.
  10. Senyum membuat anda tetap positif. Senyumlah! Lalu sekarang cobalah berpikir sesuatu yang negatif tanpa berhenti tersenyum. Sulitkan? Karena ketika anda tersenyum maka senyum tersebut akan mengirimkan sinyal ke tubuh anda bahwa “hidup anda saat ini baik-baik saja”.
Maka jauhkan diri anda dari depresi, stres dan rasa khawatir dengan satu kata yaitu “senyum”, tentu saja dengan memberikan senyum pada tempat dan suasana yang tepat. Jika berlebihan, maka orang lain akan menganggap anda kurang waras. Satu hal lagi karena dengan tersenyum anda mendapatkan satu nilai shadaqah.Sudahkan anda tersenyum hari ini? 

Referensi Lainnya : http://kembanganggrek2.blogspot.com/


Arti Seorang Ibu

Tahukah kalian arti seorang Ibu?
Seorang wanita yang melahirkan dan membesarkan kita
dengan Cintanya….
Seorang wanita yang dapat merasakan suka jika kita bersuka serta duka dikala berduka.

Tahukah kalian arti seorang Ibu ?
Wanita yang tidak tega memaksakan kehendaknya kepada sang anak, Meskipun wanita itu tahu bahwasan sang anak belumlah berpengalaman.

Tahukah kalian Arti seorang Ibu?
Wanita yang cintanya laksana Matahari dan Kasihnya bak lentera Surgawi…….
Tempat dimana kita dapat berkeluh kesah tentang kerasnya kehidupan ini…
Saat bersamamya merupakan saat terindah dan tak mungkin tergantikan dengan berlaksa perhiasan dunia……

Tahukah Kalian arti seorang Ibu?
Wanita yang dengan tempaan zaman membuat dia semakin bijaksana
Wanita, dimana semua orang bergantung padanya….

Jadi Tahukah kalian Arti seorang Ibu?
Benar, Ibu adalah Cahaya, Pelita, Lentera atau apalah namanya….
Dimana dengan hadirnya hati duka menjadi suka..
Segala kesulitan sirna, selalu hadir dikala terluka…
Tidak mencela, melainkan membebat yang terluka..

Sudah tahukah kalian arti seorang Ibu?
Ya, Ibulah yang selalu mengorbankan kebahagiaannya demi orang yang disayanginya..
Dan Ibulah yang mengajarkan kepada dunia bagaimana mengalahkan keegoisan diri……

By.FeriCyberPunk


KONSEP TUMBUH KEMBANG MANUSIA (Tugas IKD II)


KONSEP TUMBUH KEMBANG MANUSIA
PEMBAHASAN
A.  Definisi pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan : Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
Ø  perubahan fisik
Ø  peningkatan jumlah sel
Ø  ukuran
Ø  kuantitatif
Ø  tinggi badan, berat badan, ukuran tulang, gigi
Ø  pola bervariasi

Perkembangan : Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
Ø  kualitatif
Ø  maturation
Ø  sistematis, progresif dan berkesinambungan
Secara garis besar menurut Markum (1994) tumbuh kembang dibagi menjadi 3, yaitu:
a.       Tumbuh kembang fisis.
Tumbuh kembang fisis meliputi perubahan dalam ukkuran besar dan fungsi organisme atau individu. Perubahan in bervariasi dari fungsi tingkat malekuler yang sederhana seperti aktifasi enzim terhadap diferensi sel, sampai kepada proses metabolisme yang kompleks dan perubahan bentuk fisik di masa pubertas.


b.       Tumbuh kembang intelektual.
Tumbuh kembang intelektual berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi dan kemampuan menangani materi yang bersifat abstrak dan simbolik,seperti bermain, berbicara, berhitung, atau membaca.
c.       Tumbuh kembang emosional.
Proses tumbuh kembang emosional bergantung pada kemampuan bayi untuk membentuk ikatan batin, kemampuan untuk bercinta kasih

B.  Ciri – ciri Tumbuh Kembang
Tumbuh kembang yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu:
a.    Tumbuh kembang adalah proses yang kontinyu sejak konsepsi sampai maturitas atau dewasa, dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
b.    Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan diantara organ-organ.
c.    Lenyapnya tanda-tanda yang lama.
d.   Aktivitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
e.    Diperoleh tanda-tanda baru

C.  Prinsip – pinsip Tumbuh Kembang
Ø Tumbuh kembang merupakan proses yang dinamis dan terus menerus. Prinsip tumbuh kembang:
a.       Tumbuh kembang terus menerus dan komplek
b.      Tumbuh kembang merupakan proses yang teratur dan dapat diprediksi
c.       Tumbuh kembang berbeda dan terintegrasi
Ø  Prinsip tumbuh kembang menurut Potter & Perry ( 2005 )
a.       Perkembangan merupakan hal yang terartur dan mengikuti rangkaian tertentu
b.      Perkembangan adalah sesuatu yang terarah dan berlangsung terus menerus, dalam pola sebagai berikut :
·      Cephalocaudal : pertumbuhan berlangsung terus dari kepala ke arah bawah bagian tubuh
·      Proximodistal : perkembangan berlangsung terus dari daerah pusat ( proksimal ) tubuh kea rah luar tubuh ( distal )
·      Differentiation : ketika perkembangan berlangsung terus dari yang mudah kearah yang lebih kompleks.
·      Perkembangan merupakan hal yang kompleks, dapat diprediksi , terjadi dengan pola yang konsisten dan kronologis.
·      hal yang unik (setiap individu cenderung mencapai potensi maksimum perkembangannya)

D.    Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
1.    Faktor genetik
a.         Faktor keturunan masa konsepsi
b.        Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan
c.         Menentukan beberapa karateristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti tempramen
d.        potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal
2.    Faktor eksternal / lingkungan
a.    mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan
b.    faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya 
3.     Keluarga
a.  Nilai, kepercayaan, adat istiadat, dan pola interaksi dan komunikasi.
b.  Fungsi :bertahan hidup, rasa aman, perkembangan emosi dan sosial, penjelasan mengenai masyarakat dan dunia, dan membantu mempelajari peran dan perilaku
4.     Kelompok teman sebaya
a.       lingkungan yang baru dan berbeda, memberi pola dan struktur yang berbeda dalam interaksi dan komunikasi, dan memerlukan gaya perilaku yang berbeda.
b.      fungsi: belajar kesuksesan dan kegagalan, memvalidasi dan menantang pemikiran dan perasaan, mendapatkan penerimaan, dukungan dan penolakan sebagai manusia unik yang merupakan bagian dari keluarga; dan untuk mencapai tujuan kelompok dengan memenuhi kebutuhan dan harapan.

5.     Pengalaman hidup
·      Pengalaman hidup dan proses pembelajaran
·      Membiarkan individu berkembang dengan mengaplikasikan apa yang telah dipelajari
Tahapan proses pembelajaran
a.    mengenali kebutuhan
b.    penguasaan ketrampilan
c.    menjalankan tugas
d.   integrasi ke dalam seluruh fungsi
e.    mengembangkan penampilan perilaku yang efektif.
6.     Kesehatan
a.    Tingkat kesehatan --- respon individu terhadap lingkungan dan respon orang lain pada individu
b.   Kesehatan prenatal (sebelum bayi lahir) mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari fetal (janin)
c.    Nutrisi adekuat 
d.   Keseimbangan antara istirahat, tidur dan olahraga 
e.    Kondisi sakit --- ketidakmampuan untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan --- tumbuh kembang terganggu
7.   Lingkungan tempat tinggal : Musim, iklim, kehidupan sehari-hari dan status  sosial ekonomi .

E.  Tahap – tahap Tumbuh Kembang Manusia
1.    Neonatus (lahir – 28 hari)
a.       Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai keinginan.
b.      Implikasi keperawatan : membantu orang tua untuk mengidentifikasi danmenemukan kebutuhan yang tidak ditemukan.
2.    Bayi (1 bulan – 1 tahun)
Ø Bayi usia 1-3 bulan :
a.    mengangkat kepala
b.    mengikuti obyek dengan mata
c.    melihat dengan tersenyum
d.   bereaksi terhadap suara atau bunyi
e.    mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak
f.     menahan barang yang dipegangnya
g.    mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh       
Ø   Bayi usia 3-6 bulan :
a.    mengangkat kepala sampai 90°
b.    mengangkat dada dengan bertopang tangan
c.    belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar jangkauannya
d.   menaruh benda-benda di mulutnya,
e.    berusaha memperluas lapang pandang
f.     tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
g.    mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
Ø Bayi 6-9 bulan :
a.  duduk tanpa dibantu
b.  tengkurap dan berbalik sendiri
c.  merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
d. memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
e.  memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
f.   bergembira dengan melempar benda-benda
g.  mengeluarkan kata-kata tanpa arti
h.  mengenal muka anggota keluarga dan takut pada orang lain
i.    mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan
Ø Bayi 9-12 bulan :
a.  berdiri sendiri tanpa dibantu
b.  berjalan dengan dituntun
c.  menirukan suara
d. mengulang bunyi yang didengarnya
e.  belajar menyatakan satu atau dua kata
f.   mengerti perintah sederhana atau larangan
g.  minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya
h.  ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya
i.    berpartisipasi dalam permainan
Implikasi keperawatan : mengontrol lingkungan sekitar bayi sehingga kebutuhan perkembangan fisik dan psikologis bayi dapat terpenuhi.
3.    Todler (1-3 tahun)
Peningkatan kemampuan psikososial dan perkembangan motorik
Anak usia 12-18 bulan :
a.  mulai mampu berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
b.  menyusun 2 atau 3 kotak
c.  dapat mengatakan 5-10 kata
d. memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
Anak usia 18-24 bulan :
a.  mampu naik turun tangga
b.  menyusun 6 kotak
c.  menunjuk mata dan hidungnya
d. menyusun dua kata
e.  belajar makan sendiri
f.   menggambar garis di kertas atau pasir
g.  mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil
h.  menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang yang lebih besar
i.    memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka
Anak usia 2-3 tahun :
a.    anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki
b.    membuat jembatan dengan 3 kotak
c.    mampu menyusun kalimat
d.   mempergunakan kata-kata saya
e.    Bertanya
f.     mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya
g.    menggambar lingkaran
h.    bermain dengan anak lain
i.      menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya
Implikasi keperawatan : keamanan sangat penting. Strategi untuk mencegah risiko keselamatan harus dilakukan secara seimbang agar perkembangan anak tetap optimal.
4. Pre sekolah (3-6 tahun)
Dunia pre sekolah berkembang. Selama bermain, anak mencoba pengalaman baru dan peran sosial. Pertumbuhan fisik lebih lambat.
Ø  Anak usia 3-4 tahun:
a.       berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
b.      berjalan pada jari kaki
c.       belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
d.      menggambar garis silang
e.       menggambar orang (hanya kepala dan badan)
f.       mengenal 2 atau 3 warna
g.      bicara dengan baik
h.      bertanya bagaimana anak dilahirkan
i.        mendengarkan cerita-cerita
j.        bermain dengan anak lain
Ø  Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya
dapat melaksanak Anak usia 4-5 tahun :
a.        mampu melompat dan menari
b.      menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan
c.       dapat menghitung jari-jarinya
d.      mendengar dan mengulang hal-hal   penting dan cerita
e.       minat kepada kata baru dan artinya
f.       memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya
g.      membedakan besar dan kecil
h.      menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa.
i.        dan tugas-tugas sederhana.
Ø  Anak usia 6 tahun:
a.       ketangkasan meningkat
b.      melompat tali
c.       bermain sepeda
d.      menguraikan objek-objek dengan gambar
e.       mengetahui kanan dan kiri
f.       memperlihatkan tempertantrum
g.      mungkin menentang dan tidak sopan
Implikasi keperawatan : beri kesempatan untuk bermain dan berinteraksi sosial
5. Usia sekolah (6-12 tahun)
Kelompok teman sebaya mempengaruhi perilaku anak. Perkembangan fisik, kognitif dan sosial meningkat. Anak meningkatkan kemampuan komunikasi.
Ø  Anak usia 6-7 tahun :
a.   membaca seperti mesin
b.  mengulangi tiga angka mengurut ke belakang
c.   membaca waktu untuk seperempat jam
d.  anak wanita bermain dengan wanita
e.   anak laki-laki bermain dengan laki-laki
f.   cemas terhadap kegagalan
g.  kadang malu atau sedih
h.  peningkatan minat pada bidang spiritual
Ø  Anak usia 8-9 tahun:
a.   kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
b.  menggunakan alat-alat seperti palu
c.   peralatan rumah tangga
d.  ketrampilan lebih individual
e.   ingin terlibat dalam segala sesuatu
f.   menyukai kelompok dan mode
g.  mencari teman secara aktif
Ø  Anak usia 10-12 tahun:
a.   pertambahan tinggi badan lambat
b.  pertambahan berat badan cepat
c.   perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas mungkin tampak
d.  mampu melakukan aktivitas seperti mencuci dan menjemur pakaian sendiri
e.   memasak, menggergaji, mengecat
f.   menggambar, senang menulis surat atau catatan tertentu
g.  membaca untuk kesenangan atau tujuan tertentu
h.  teman sebaya dan orang tua penting
i.    mulai tertarik dengan lawan jenis
j.    sangat tertarik pada bacaan, ilmu pengetahuan
Implikasi keperawatan : memberikan waktu dan energi agar anak dapat mengejar hoby dan aktivitas sekolah. Mengakui dan mendukung prestasi anak.
1.   Remaja (12-18/20 tahun)
a.         Konsep diri berubah sesuai dengan perkembangan biologi
b.        Mencoba nilai-nilai yang berlaku
c.         Pertambahan maksimum pada tinggi,berat badan
d.        Stres meningkat terutama saat terjadi konflik
e.         Anak wanita mulai mendapat haid, tampak lebih gemuk
f.         Berbicara lama di telepon, suasana hati berubah-ubah (emosi labil), kesukaan seksual mulai terlihat
g.        menyesuaikan diri dengan standar kelompok
h.        anak laki-laki lebih menyukai olahraga, anak wanita suka bicara tentang pakaian, make-up
i.          hubungan anak-orang tua mencapai titik terendah, mulai melepaskan diri dari orang tua
j.          takut ditolak oleh teman sebaya
k.        Pada akhir masa remaja : mencapai maturitas fisik, mengejar karir, identitas seksual terbentuk, lebih nyaman dengan diri sendiri, kelompok sebaya kurang begitu penting, emosi lebih terkontrol, membentuk hubungan yang menetap.
Implikasi keperawatan: bantu remaja untuk mengembangkan kemampuan koping atau strategi mengatasi konflik.
2.    Dewasa muda (20-40 tahun)
a.    Gaya hidup personal berkembang.
b.    Membina hubungan dengan orang lain
c.    ada komitmen dan kompetensi
d.   membuat keputusan tentang karir, pernikahan dan peran sebagai orang tua
e.    Individu  berusaha mencapai dan menguasai dunia, kebiasaan berpikir rasional meningkat
f.     pengalaman pendidikan, pengalaman hidup dan kesempatan dalam pekerjaan meningkat.
Implikasi keperawatan : menerima gaya hidup yang mereka pilih, membantu dalam penyesuaian diri, menerima komitmen dan kompetensi mereka, dukung perubahan yang penting untuk kesehatan.
3.    Dewasa menengah (40-65 tahun)
a.    Gaya hidup mulai berubah karena perubahan-perubahan yang lain, seperti anak meninggalkan rumah
b.     anak-anaknya telah tumbuh dewasa dan mulai meninggalkan rumah
c.     dapat terjadi perubahan fisik seperti muncul rambut uban, garis lipatan pada muka, dan lain-lain
d.    waktu untuk bersama lebih banyak
e.     Istri menopause, pria ingin merasakan kehidupan seks dengan cara menikah lagi (dangerous age).
Implikasi keperawatan: bantu individu membuat perencanaan sebagai antisipasi terhadap perubahan hidup, untuk menerima faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kesehatan dan fokuskan perhatian individu pada kekuatan, bukan pada kelemahan.
9. Dewasa tua
a. Young-old (tua-muda), 65-74 tahun : beradaptasi dengan masa pensiun (penurunan penghasilan), beradaptasi dengan perubahan fisik, dapat berkembang penyakit kronik.
Implikasi keperawatan: bantu individu untuk menjaga aktivitas fisik dan sosialnya, mempertahankan interaksi dengan kelompok sebayanya.
b. Middle-old (tua-menengah), 75-84 tahun : diperlukan adaptasi terhadap penurunan kecepatan dalam pergerakan, kemampuan sensori dan peningkatan ketergantungan terhadap orang lain.
Implikasi keperawatan: bantu individu untuk menghadapi kehilangan (pendengaran, penglihatan, kematian orang tercinta).
c. Old-old (tua-tua), 85 tahun keatas : terjadi peningkatan gangguan kesehatan fisik.
Implikasi keperawatan : bantu individu dalam perawatan diri dan mempertahankan kemampuan mandirinya jika memungkinkan
F.   Teori – teori Tumbuh Kembang Manusia
Development task theory (Robert Havighurst) --- 6 stages
Infancy & Early Childhood  (masa bayi dan kanak-kanak awal)
a.   Belajar berjalan, mengambil makanan padat
b.  Belajar bicara
c.   Belajar mengontrol eliminasi (urin & fekal)
d.  Belajar tentang perbedaan jenis kelamin
e.   Membentuk konsep-konsep sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik
f.   Belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mengembangkan hati
    nurani
g.  Belajar mengadakan hubungan emosi
2.      Middle childhood (masa sekolah)
a.   Membangun perilaku yang sehat
b.  Belajar ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang luar
    biasa
c.   Belajar bergaul dengan teman sebaya
d.  Belajar peran sosial terkait dengan maskulinitas dan feminitas
e.   Mengembangkan ketrampilan dasar seperti membaca, menulis dan berhitung
f.   Mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari
g.  Membangun moralitas, hati nurani dan nilai-nilai
h.  Pencapaian kemandirian
i.    Membangun perilaku dalam kelompok sosial maupun institusi (sekolah)
3.      Adolescence (remaja )
a.   Membina hubungan baru yang lebih dewasa dengan teman sebaya baik laki maupun
    perempuan
b.  Pencapaian peran sosial maskulinitas atau feminitas
c.   Pencapaian kemandirian emosi dari orang tua, orang lain
d.  Pencapaian kemandirian dalam mengatur keuangan
e.   Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan secara efektif
f.   Memilih dan mempersiapkan pekerjaan
g.  Mempersiapkan pernikahan dan kehidupan keluarga
h.  Membangun ketrampilan dan konsep-konsep intelektual yang perlu bagi warga
    negara
i.    Pencapaian tanggungjawab sosial
j.    Memperolah nilai-nilai dan system etik sebagai penuntun dalam berperilaku
4.      Early Adulthood (dewasa muda)
a.  Memilih pasangan
b.  Belajar hidup bersama orang lain sebagai pasangan
c.  Mulai berkeluarga
d. Membesarkan anak
e.  Mengatur rumah tangga
f.   Mulai bekerja
g.  Mendapat tanggungjawab sebagai warga negara
h.  Menemukan kelompok sosial yang cocok
5.      Middle-age (dewasa lanjut)
a.   Mendapat tanggungjawab sosial dan sebagai warga negara
b.  Membangun dan mempertahankan standard ekonomi keluarga
c.   Membimbing anak dan remaja untuk menjadi dewasa yang bertanggungjawab dan   
    menyenangkan
d.  Mengembangkan kegiatan-kegiatan di waktu luang
e.   Membina hubungan dengan pasangannya sebagai individu
f.   Mengalami dan menyesuaikan diri dengan beberapa perubahan fisik
g.  Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai orang tua yang bertambah tua
6.      Later maturity (usia lanjut)
a.  Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
b.  Menyesuaikan diri dengan situasi pensiun dan penghasilan yang semakin berkurang
c.  Menyesuaikan diri dengan keadaan kehilangan pasangan (suami/istri)
d. Membina hubungan dengan teman sesama usia lanjut
e.  Melakukan pertemuan-pertemuan sosial
f.   Membangun kepuasan kehidupan
g.  Kesiapan menghadapi kematian
Teori perkembangan Psikososial (Erik H Erickson )
1.  Trust vs mistrust -- bayi (lahir – 12 bulan)
a.       Indikator positif : belajar percaya pada orang lain
b.      Indikator negatif : tidak percaya, menarik diri dari lingkungan masyarakat, pengasingan.
c.       Pemenuhan kepuasan untuk makan dan mengisap, rasa hangat dan nyaman, cinta dan rasa aman ----  menghasilkan kepercayaan.
d.      Pada saat kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara adekuat --- bayi menjadi curiga, penuh rasa takut, dan tidak percaya. Hal ini ditandai dengan perilaku makan, tidur dan eliminasi yang buruk.
2.   Otonomi vs ragu-ragu dan malu (autonomy vs shame & doubt) -- todler (1-3 tahun)
a.       Indikator positif : kontrol diri tanpa kehilangan harga diri
b.      Indikator negatif : terpaksa membatasi diri atau terpaksa mengalah
c.       Anak mulai mengembangkan kemandirian membuka dan memakai baju, berjalan, mengambil, makan sendiri, dan ke toilet. Mulai terbentuk kontrol diri.
d.      Jika kemandirian todler tidak didukung oleh orang tua, mungkin anak memiliki kepribadian yang ragu-ragu
e.       jika anak dibuat merasa buruk pada saat melakukan kegagalan, anak akan menjadi pemalu.
3.   Inisiatif vs merasa bersalah (initiative vs guilt) -- pra sekolah ( 3-6 tahun)
·         Indikator positif : mempelajari tingkat ketegasan dan tujuan mempengaruhi lingkungan. Mulai mengevaluasi kebiasaan (perilaku) diri sendiri.
·         Indikator negatif : kurang percaya diri, pesimis, takut salah. Pembatasan dan kontrol yang berlebihan terhadap aktivitas pribadi
·         Inisiatif, mencoba hal-hal baru, perilaku kuat, imajinatif dan intrusif, perkembangan perasaan bersalah dan identifikasi dengan orang tua yang berjenis kelamin sama.
·         Pembatasan
·         Rasa bersalah mungkin muncul pada saat melakukan aktivitas yang berlawanan dengan orang tua.
·         Anak perlu belajar untuk memulai aktivitas tanpa merusak hak-hak orang lain.
4.   Industri vs inferior (industry vs inferiority) -- usia sekolah (6-12 tahun)
a.       Indikator positif : mulai kreatif, berkembang, manipulasi. Membangun rasa bersaing dan ketekunan.
b.      Indikator negatif : hilang harapan, merasa cukup, menarik diri dari sekolah dan teman sebaya.
c.       Anak mendapatkan pengenalan melalui demonstrasi ketrampilan dan produksi benda-benda serta mengembangkan harga diri melalui pencapaian
d.      Anak dipengaruhi oleh guru dan sekolah.
5.   Identitas vs bingung peran (identity vs role confusion) -- remaja (12 - 18 tahun)
a.       Indikator positif : menghubungkan sesuatu dengan perasaan diri, merencanakan aktualisasi diri
b.      Indikator negatif : kebingungan, ragu-ragu, dan tidak mampu menemukan identitas diri
c.       Teman sebaya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku.
d.      kebingungan peran, yang sering muncul dari perasaan tidak adekuat, isolasi dan keragu-raguan.
6.   Intimasi vs isolasi (intimacy vs isolation) – dewasa muda (18-25 sampai 45 tahun)
a.       indikator positif : berhubungan intim dengan orang lain. Mempunyai komitmen dalam bekerja dan berhubungan dengan orang lain.
b.      Indikator negatif : menghindari suatu hubungan, komitmen gaya hidup atau karir
c.       Individu mengembangkan kedekatan dan berbagi hubungan dengan orang lain, yang mungkin termasuk pasangan seksual.
d.      Seseorang tidak bersedia atau tidak mampu berbagi mengenai diri sendiri, akan merasa sendiri.
7.   Generativitas vs stagnasi atau absorpsi diri – dewasa tengah (45 – 65 tahun)
a.       indikator positif : kreatifitas, produktivitas dan perhatian dengan orang lain
b.      indikator negatif : perhatian terhadap diri sendiri, kurang merasa nyaman
c.       mengekspresikan kepedulian pada dunia di masa yang akan datang
d.      Perenungan diri sendiri mengarah pada stagnasi kehidupan.
8.   Integritas ego vs putus asa -- dewasa akhir (65 tahun keatas)
a.       indikator positif : penerimaan kehidupan pribadi sebagai sesuatu yang berharga dan unik. Siap menerima kematian
b.      indikator negatif : perasaan kehilangan, jijik terhadap orang lain.
c.       Masa lansia dapat melihat ke belakang dengan rasa puas dan penerimaan hidup dan kematian
d.      Resolusi (pencapaian) yang tidak berhasil dalam krisis ini bisa menghasilkan perasaan putus asa karena individu melihat kehidupan sebagai bagian dari ketidakberuntungan, kekecewaan dan kegagalan.
Teori perkembangan Kognitif Piaget (1952)
a.      fase sensorimotor (lahir – 2 tahun)
1.      tahap 1 : Penggunaan aktivitas refleks (lahir – 1 bulan)
2.      tahap 2 : reaksi sirkular primer (1-4 bulan)
3.      tahap 3 : reaksi sirkular sekunder            (4-8 bulan)
4.      tahap 4 : koordinasi dari skema sekunder (8-12 bulan)
5.      tahap 5 : reaksi sirkular tersier               (12-18 bulan)
6.      tahap 6 : intervensi dari arti baru            (18-24 bulan)        
b.       fase preoperasional (2-7 tahun)
1.      simbol seperti kata untuk mewakili manusia, benda dan tempat.
2.      kemampuan berfokus hanya pada satu aspek pada satu waktu, dan pemikiran sering terlihat tidak logis
3.      mobil menabrak anjing karena anak laki-laki marah pada anjing tersebut
Ø  Tahap pre konseptual (2-4 tahun)
Sangat egosentris, “saya”, Perkembangan bahasa, kata-kata dengan objek
Ø  Tahap intuituf (4-7 tahun)
Egosentris anak mulai berkurang, Klasifikasi sesuatu dengan satu atribut biasanya warna atau bentuk
c.       fase konkret operasional (7-11 tahun)
Ø  memecahkan masalah konkret
Ø  mulai mengerti tentang suatu hubungan misalnya ukuran, mengerti kanan dan kiri
Ø  Anak dapat membuat alasan mengenai apa itu, tapi tidak dapat membuat hipotesa mengenai apa kemungkinannya dan dengan demikian tidak dapat berpikir mengenai masalah ke depan
d.       fase formal operasional (11-15 tahun)
Ø  pemikiran rasional, bersifat keakanan
Ø  kemampuan untuk berperilaku yang abstrak, dan muncul pemikiran ilmiah
Ø  menyadari masalah moral dan politik dari berbagai pandangan yang ada

G. Aplikasi Konsep Tumbuh Kembang dalam Keperawatan
Teori perkembangan hanya menjelaskan satu aspek --- perawat perlu mengaplikasikan beberapa teori perkembangan untuk memahami tumbuh kembang klien saat melakukan pengkajian maupun implementasi tindakan keperawatan.
Tiap-tiap individu berbeda dan tidak mudah untuk disamakan antara individu yang satu dengan yang lain terhadap tugas-tugas perkembangannya.
Teori-teori tumbuh kembang bermanfaat untuk pengkajian, mengetahui tingkatan perilaku klien, dan memberikan intervensi keperawatan.
Konsep pertumbuhan dan perkembangan manusia ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam mempelajari konsep tumbuh kembang pada berbagai usia.


                                                            SIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan :
1) Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
2) Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
3) Perkembangan fisik mencakup pertumbuhan biologis. Misalnya, pertumbuhan otak, otot, tulang serta penuaan dengan berkurangnya ketajaman pandangan mata dan berkurangnya kekuatan otot-otot.
4) Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat memberikan pelayanan dari mulai manusia sebelum lahir sampai dengan meninggal, dalam merawat kasus yang samapun tindakan yang diberikan akan sangat berdeda karena setiap orang adalah unik, sehingga seorang perawat dituntut untuk mengerti proses tumbuh kembang.
5) Tumbuh kembang merupakan proses yang dinamis dan terus menerus.

DAFTAR PUSTAKA